Selasa, 07 September 2010

VI. TESTING AND ADJUSTING R n I VESSEL AND CABIN

VI. TESTING AND ADJUSTING (untuk lebih detail lihat shop manual)

1. Dump Body Horizontal clearance (Load body guides)
- Parker unit ditempat yang rata, dan pastikan tidak ada material diatas dump body
- Ukur clearance antara bracket dump body dengan bracket chasis pada bagian belakang
Clearance standart : 2 mm (setiap sisi)
- Jika clearance lebih dari 2 mm, maka tambahkan shim
- Jika clearance kurang dari 2 mm, maka kurang shim
2. Dump Body vertical clearance (Load body, adjusting against frame)
- Parker unit ditempat yang rata, dan pastikan tidak ada material diatas dump body
- Naikkan dump body secukupnya dan pasang ganjal.
- Lakukan penggantian rubber cushion dan pasang shim sesuai yang dibutuhkan
- Turunkan dump body dan posisikan lever pada lower atau float
- Pastikan clearance antara rubber cushion depan pada kedua sisi (kanan kiri) sama sebesar
8 – 12 mm.
- Jika clearancenya terlalu besar, kurangi shim pada rubber cushion belakang, atau tambah shim pada rubber cushion depan.
- Jika clearancenya terlalu kecil, tambah shim pada rubber cushion belakang, atau kurangi shim pada rubber cushion depan.
3. Sideways position of Dump Body
- Parker unit ditempat yang rata, dan pastikan tidak ada material diatas dump body
- Ukur clearance antara dump body bagian depan dengan side guide
Clearance standart : 2 - 4 mm (setiap sisi)
- Jika clearance lebih dari 2-4 mm, maka tambahkan shim
- Jika clearance kurang dari 2-4 mm, maka kurang shim

IV. INSPECTION – MEASUREMENT R n I CABIN AND VESSEL

IV. INSPECTION – MEASUREMENT
Note : Untuk item measurement harus berdasarkan pada maintenance standard atau QA
1. Pin dan bushing pada vessel
Visual check : Crack, scratch, grease lubricating line
Measurement : Diameter inside & outside, clearance pin & bushing
2. Body Heating connections
Visual check : crack, leakage of exhaust gas
Manual check : tightening bolt mounting (retorque)
3. Crack pada vessel
Visual check : inner crack -> Ultrasonic, outer crack -> colour checker
4. Dump Body Horizontal clearance ?
Lihat dibawah -> testing and adjusting
5. Dump Body vertical clearance ?
Lihat dibawah -> testing and adjusting
6. Wiring connection
Visual check : Crack, broken (cable & connector)
Measuring : Connectivitas ()
7. Pin dan bushing pada hoist mounting
Visual check : Crack, scratch, grease lubricating line
Measurement : Diameter inside & outside, clearance pin & bushing
8. Rubber spring
Visual check : Crack, broken
9. Sideways position of Dump Body
Lihat dibawah -> testing and adjusting
10. Wear plate
Visual check : Crack
Measurement : Thickness of plate

tool r n i cabin n vessel

III. TOOL

1. Torque wrench
Alat yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut sesuai dengan standart torquenya
Satuan : kgm, Nm, lbfeet
2. Lifting belt
Sabuk yang digunakan untuk mengikat dan mengangkat komponen yang permukaannya halus, sehingga saat diangkat tidak merusak, menggores komponen.
Satuan : kg, ton
3. Pressure gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur pressure oli dalam system steering dan hydraulic
Satuan : kg/cm2, Mpa
4. Convex scale
Alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan jarak
Satuan : cm, m
5. Outside micrometer
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar suatu komponen, dengan tingkat ketelitian
0,001 mm
6. Power wrench
Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt atau nut yang memiliki torque besar, alat ini menggunakan prinsip reduksi putaran beberapa tingkat. Satuan : kgm
7 Chain block
Alat yang digunakan untuk mengangkat komponen, dalam penggunaanya dapat dipindahkan dimana ada tempat untuk mengaitkannya. Alat ini menggunakan prinsip katrol dengan reduksi putaran.
8. Vernier caliper
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, panjang, ketebalan, kedalaman lubang pada suatu komponen.
Satuan : mm (0.05), inchi (1/128)
9. Shackle
Digunakan sebagai sambungan chain, sehingga memudahkan pengaitan ataupun pengaturan chain saat pengangkatan komponen.
10. Overhead crane
Alat angkat didalam workshop yang dapat bergerak ke semua arah horizontal dan naik turun (vertical)
Satuan : ton
11. Color checker
Cairan yang disemprotkan pada permukaan komponen untuk mengetahui keretakan yang terjadi. Biasanya satu set terdiri dari 3 warna : transparan (cleaner), putih (penetran), merah.
12. Feeler Gauge
Alat untuk mengukur kerenggangan suatu celah antara dua komponen atau part, misal rubber pads clearance
13. Lifting chain
Rantai yang digunakan untuk mengangkat komponen pada penggunaanya ujung rantai dipasang hock.
Satuan : kg, ton

II. TECHNICAL TERMINOLOGI rn i cabin n vessel

II. TECHNICAL TERMINOLOGI

1. Body Heating
Pemanasan permukaan bidang kontak material muatan, dengan memanfaatkan panas exhaust gas yang dialirkan dalam rongga rangka dump body, sehingga material basah tidak lengket.
2. Struck capacity
Kapasitas muatan yang sesuai dengan volume dasar dump body , dalam satuan m3
3. Heaped capacity
Kapasitas muatan sesuai volume dump body ditambah volume kelebihan atau gundukan muatan diatas struck volume (dalam batasan muatan tidak tumpah saat unit travel), dalam satuan m3
3. Coating material
Bahan yang dioleskan pada permukaan komponen sebagai pelapis untuk mencegah kebocoran, perekat, anti karat, dsb, (Adhessive, gasket sealant, lubricant, grease) contoh : Loctite, dsb.
4. Dump Body horizontal clearance
Celah kerenggangan mendatar antara dump body dengan chasis pada bidang tumpuan pin (bracket bagian belakang) dan side guide (bagian depan) yang ditentukan oleh ketebalan shim diantara bracket chasis dengan bracket dump body dan shim pada side guide.
5. Dump Body vertical clearance
Celah kerenggangan antara dump body dengan chasis pada bidang kontak seating, yang ditentukan oleh keausan rubber pads dan ketebalan shim.
6. FOPS (Fall Over Protection Structure)
Cabin dirancang dengan kerangka utama yang mampu menahan beban yang besar saat tertimpa atau kejatuhan material, sehingga tidak terjadi kecelakaan yang fatal pada operatornya.
7. ROPS (Roll Over Protection Structure)
Cabin dirancang dengan kerangka utama yang mampu menahan beban yang besar saat unit terguling, sehingga tidak terjadi kecelakaan yang fatal pada operatornya.
8. Body rock
Dump body khusus yang terbuat dari high wear-resistance plate dan mempunyai tingkat kekerasan + 25% dibandingkan material dump body standart, sehingga tidak mudah aus atau robek saat digunakan untuk mengangkut muatan batu (crushed stone).
9. Payload
Berat muatan yang diangkut dalam dump body dan tergantung dengan jenis material.
10. Rock ejector (HD)
Plat baja yang dipasang diantara dua roda belakang, yang berfungsi untuk mengeluarkan dan mencegah material atau batu masuk kedalam celah antara kedua roda, sehingga mencegah kerusakan ban karena robek.
11. Dumping angle
Sudut kemiringan dump body saat diposisikan full dumping. Diukur terhadap bidang horizontal (permukaan tanah).

Remove Install Cabin and Vessel Articulated Dump Truck

Remove Install Cabin and Vessel
Articulated Dump Truck

I. STRUCTURE & FUNCTION

1. Cabin operator
Sebagai tempat operator mengoperasikan unit maka cabin dirancang secara ergonomy untuk mendapatkan kenyamanan operasi dan jangkauan pandangan yang luas. Daun pintu dibuat lebar dan mudah dibuka saat akan masuk kedalam cabin. Pemasangan rubber pads mounting cabin akan mengurangi getaran dan kejutan yang terjadi, steering wheel dapat digerakkan tilting (maju-mundur) dan telescoping (naik turun) untuk menyesuaikan dengan postur atau fisik operator. Didalam cabin terdapat semua control operasi unit yang meliputi : steering wheel & combination switch, pedal accelerator, pedal brake & retarder, lever hoist, dan berbagai macam switch, dan komponen control lainnya.
2. Dump body extension
Plat besi baja yang ditambahkan pada side wall dump body dengan pengelasan, sehingga menambah kapasitas muatan. Ketinggian extention (+ 200 mm) ditentukan berdasarkan jenis material yang diangkut, untuk mendapatkan berat muatan sesuai dengan kapasitas angkut unit.
3. Exhaust heated dump body
Dump body dirancang mempunyai rongga didalamnya dan exhaust gas (engine) dialirkan kedalam rongga tersebut melalui flexible pipe. Sehingga panas exhaust gas akan diserap oleh dump body untuk memanaskan permukaan bdang kontak dengan material tanah yang diangkut, dengan demikian material (tanah) yang basah tidak dapat lengket.
4. Lock pin dump body
Lock pin yang dipasang sebagai safety pin saat dump-body diposisikan raise dan melakukan activitas repair atau maintenance pada chasis atau komponen yang berada dibawah dump body, sehingga mencegah bahaya terjepit, karena dump body turun dengan sendirinya atau terjadi kesalahan prosedur repair.
5. Rubber cushion (Cabin)
Rubber yang dipasang diantara cabin dengan chasis, karena rubber mempunyai sifat elastisistas yang tinggi sehingga akan mengurangi getaran atau kejutan yang terjadi pada cabin.
6. Spill guard
Plat baja yang dipasang pada bagian depan atas dan bagian samping luar side wall dump body yang berfungsi untuk mencegah material yang tumpah saat loading atau unit travel, agar tidak mengenai dan merusak roda (side spill guard) dan flexible pipe & parking brake (front spill guard)
7. Tail gate (option)
Tail gate dipasang pada bagian belakang dump body, sebagai pintu yang akan tertutup saat posisi dump body seating (duduk pada chasis) sehingga material muatan tidak tumpah, sedangkan saat posisi dumping, tail gate akan terbuka dengan mekanisme tarikan rantai yang dipasang pada kedua sisi arm mounting.
8. Vessel (dump body)
Sebagai attachment pada unit dumptruck dan dipasang diatas chasis dengan tumpuan pin pada bagian belakang chasis. Karena dump body digunakan sebagai tempat membawa material muatan, maka dapat diposisikan Dumping, saat membuang material dengan menggunakan cylinder hydraulic yang dipasang diantara chasis dengan dump body.
9. Wear plate
Logam yang tahan gesekan berupa plat yang dipasang pada permukaan bidang kontak material muatan, untuk mencegah terjadinya keausan atau kerusakan pada material asli dump body.


10. Rubber cushion (dump body)
Rubber cushion yang dipasang dan diikat bolt pada bagian kontak dump body terhadap chasis. Sehingga saat dump body seating dan unit travel, atau saat dump body diposisikan diturunkan (lower) setelah dumping, kejutan atau getaran yang terjadi akan diredam oleh rubber yang mempunyai sifat elastisitas. Agar efek peredaman dapat maksimal dan meningkatkan kestabilan maka pemasangan semua rubber pads harus merata bidang kontaknya terhadap chasis, yang dapat diadjust dengan menggunakan shim.

IV. INSPECTION – MEASUREMENT r n i engine

IV. INSPECTION – MEASUREMENT

1. Universal joint (drive shaft)
Visual check: Crack, grease lubricating, spline condition, chipping
Manual check Torque bolt
Measuring Bending, Twisting
2. Rubber mounting
Visual check: Crack, chipping
Manual check Elastisitas
Measuring Free high rubber mounting.
3. V- belt & Fan belt
Visual check Crack, chipping
Measuring Belt tension, alignment (kelurusan belt)
4. Level sensor (switch)
Visual check : Cable & connector conditions
Measuring : Connectivitas (Max.1 atau Min. 1M)
5. Temperatur & Pressure sensor (lihat standart di shop manual)
Visual check : Cable & connector conditions
Measuring : Resistance ()
6. Radiator
Visual check : Water, oil leakage, clogged (fin), cleanness
Measuring : Radiator pressure, temperature, clogeed fin with anemometer
7. Fan guard
Visual check. Penyok, bolt & nut mounting
8. Pedal accelerator
Visual check Grease lubricating
Measurement Operating force, Play of pedal, Resistance value,
Idling Validation Switch - Connectivitas (Max.1 atau Min.1M)
9. Alignment
Visual check Center fan alignment
Measuring Drive shaft alignment

tool untk r n i engine

III. TOOL

1. Torque wrench
Alat yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut sesuai dengan standart torquenya
Satuan : kgm, Nm, lbfeet
2. Tachometer
Alat yang digunakan untuk mengukur putaran engine. Satu set terdiri, probe, cable, tachometer, tachometer drive.
3. Pm Clinic Kit A
Seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur item performance engine : Rpm, Blowby pressure, Exhaust temperature, dan cycle time : stop watch
Pm Clinic Kit B
Seperangkat pressure gauge yang digunakan untuk mengukur hydraulic pressure, boost pressure. Satuan gauge : 10, 25, 60, 400 kg/cm2, dan -760 -> 1500 mmHg.
4. Lifting belt
Sabuk yang digunakan untuk mengikat dan mengangkat komponen yang permukaannya halus, sehingga saat diangkat tidak merusak, menggores komponen.
Satuan : kg, ton
5. Lifting chain
Rantai yang digunakan untuk mengangkat komponen pada penggunaanya ujung rantai dipasang hock.
Satuan : kg, ton
6. Overhead crane
Alat angkat didalam workshop yang dapat bergerak ke semua arah horizontal dan naik turun (vertical)
Satuan : ton
7. Pressure gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur pressure oli dalam system steering dan hydraulic.
Satuan : kg/cm2, Mpa
8. Convex scale
Alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan jarak.
Satuan : cm, m
9. Power wrench
Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt atau nut yang memiliki torque besar, alat ini menggunakan prinsip reduksi putaran beberapa tingkat.
Satuan : kgm
10. Vernier caliper
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, panjang, ketebalan, kedalaman lubang pada suatu komponen.
Satuan : mm (0.05), inchi (1/128)
11. Push-pull scale
Alat untuk mengukur pre-load, operating force dan dapat digunakan untuk adjustment belt tension
Satuan : kg
12. Thermometer
Alat yang digunakan untuk mengukur temperature. Exhaust (high temp), Fluida, Surface (ambient). Satuan : oC
13. Multimeter (AVO meter)
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan (Voltage), arus (Ampere), hambatan (Ohm) pada electrical system.

14. Chain block
Alat yang digunakan untuk mengangkat komponen, dalam penggunaanya dapat dipindahkan dimana ada tempat untuk mengaitkannya. Alat ini menggunakan prinsip katrol dengan reduksi putaran.
15. Dial gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur endplay, runout, faceout, backlash, protusion, diameter dalam (bore gauge).
Satuan : 0.01 mm

r n i egTECHNICAL TERMINOLOGI

II. TECHNICAL TERMINOLOGI

1. End Play of crank shaft
Gerak bebas crank shaft searah sumbu, pengukuran harus dilakukan sebelum dan setelah pemasangan damper.
2. Engine hunting
Putaran engine yang tidak stabil, naik turun tidak beraturan yang disebabkan ada udara yang masuk dalam fuel system dari sisi suction pump (missal terjadi kebocoran hose, o-ring dsb).
3. Coating, jointing material
Pemberian lapisan berupa liquid, (adhesive, gasket sealant, anti corrosive) pada bidang kontak dua komponen dengan tujuan agar tidak terjadi kebocoran, atau karat dan juga sebagai perekat.
4. ENS grease
Grease yang diberikan pada bearing damper dan mampu melumasi pada putaran tinggi.
5. Engine Name Plate
Plat yang dipasang pada engine block, yang berisi informasi engine meliputi. Type, Serial Number, Firing order, Timing Injection, Valve clearance.
6. Marking of Component / Tracing
Tanda yang diberikan pada suatu komponen untuk mempermudah pemasangan kembali (pemberian tanda pada hose) dan mencegah pekerjaan berulang (pemberian tanda pada kepala bolt).
7. Load max strength
Batas maksimal beban yang diijinkan untuk diangkat dengan menggunakan wire.
8. Over torque
Saat pengencangan bolt atau nut tidak menggunakan torque wrench, sehingga terjadi kelebihan torque, akibatnya bolt menjadi putus atau terpuntir.
9. Free high rubber mounting
Elastisitas rubber mounting yang harus diberikan pada saat pengencangan bolt dengan torque tertentu, sehingga rubber bisa berfungsi untuk meredam getaran.
10. Center Fan Alignment
Kelurusan fan terhadap radiator, sehingga saat fan berputar, tidak mengenai fan guard dan agar hembusan atau hisapan fan lebih focus ke radiator.
11. Ejector pipe
Untuk membuang kotoran atau debu yang diendapkan di housing precleaner (comaclone type) pada saat engine akselerasi, dan kotoran dibuang ke udara luar melalui muffler. (prinsip semprotan nyamuk).
12. Tightening torque
Standart kekencangan bolt atau nut.
13. Torque method
Cara mengencangkan bolt atau nut secara bertahap dengan beberapa kali tingkat pengencangan, dimulai dari torque terkecil sampai torque standartnya

Remove and Install Engine Komatsu Rigid Dump truck

I. STRUCTURE & FUNCTION

1. Universal joint
Dengan menggunakan cross joint pada kedua ujung shaft maka kemampuan meneruskan putaran dan tenaga lebih stabil, fleksibel. Jika menggunakan tipe shaft terpisah, maka antara kedua shaft dihubungkan dengan menggunakan spline.
2. Cooling system connection
Sambungan yang berupa pipa dan hose yang digunakan pada cooling system Engine untuk mensirkulasikan air pendingin radiator.
3. Fuel system connection
Sambungan yang berupa pipa dan hose yang digunakan untuk mengalirkan fuel dari fuel tank ke system, dan untuk mengembalikan sisa fuel yang tidak diinjeksikan kembali ke tank.
4. Air System connection
Sambungan yang berupa pipa dan hose yang digunakan untuk mengalirkan udara dari Air cleaner ke ruang bakar.
5. Rubber mounting & bolt
Rubber yang dipasang sebagai dudukan engine pada chasis / frame, yang berfungsi untuk meredam getaran yang terjadi pada engine atau chasis, sehingga tidak saling mempengaruhi.
6. Radiator
Dengan mempunyai luas bidang pendinginan yang besar, maka air yang mengalir melalui core akan didinginkan dengan dihembus angin atau dihisap oleh fan. Radiator mempunyai Upper tank sebagai penampung air dari system, sedangkan Lower tank menampung air yang sudah didinginkan untuk dialirkan ke cooling system.
7. Pressure & vaccum valve
Biasanya radiator cap sebagai pressure vaccum valve. Saat sebagai pressure valve akan berfungsi untuk mempertahankan pressure didalam system (radiator) lebih tinggi sebesar angka yang tertera pada cap, dengan tujuan untuk menaikkan titik didih air. Sedangkan saat air radiator dingin, akan berfungsi sebagai vaccum valve untuk mencegah terjadinya kevakuman pada system.
8. Shim
Dipasang pada rubber mounting untuk adjustment kelurusan (aligment) terhadap power train.
9. Fan guard
Dipasang pada radiator, sebagai pengaman fan dari benda asing dan juga untuk memfokuskan aliran hembusan atau hisapan fan
10. After cooler (Water to Air)
Berbentuk layer type (air radiator dialirkan didalamnya) dan dipasang intake manifold, sehingga udara yang akan masuk keruang bakar akan didinginkan, dengan tujuan agar kerapatan molekul udara lebih padat.
11. Inter cooler (Air to Air)
Berbentuk seperti radiator dan didalamnya dialirkan udara dari turbo yang akan menuju ruang bakar, sehingga udara tersebut akan didinginkan dengan media angin yang dihembuskan atau dihisap oleh fan, dengan tujuan agar kerapatan molekul udara lebih padat.

Pengikut